Monday, September 4, 2017

Pengertian A/B Testing

pengertian-ab-testing

Apa itu A/B Testing? A/B Testing adalah sebuah pengujian untuk menguji perubahan conversian rate antara beberapa variasi dalam website.

Contohnya adalah kamu mencoba beberapa variasi di dalam sebuah website, seperti kamu mengubah text box menjadi radio button atau menjadi checklist box, bahkan menganti gambar dalam sebuah website atau memotong sebuah halaman menjadi setengahnya dll.

Variasi desain ini nantinya akan digunakan untuk melihat apakah setiap perubahan desain memang membawa peningkatan atau pengurangan terhadap conversion rate (seperti perubahan jumlah signup, pembelian, dll.)

Baca Juga: Jenis-Jenis Testing Selengkapnya

Apabila kamu menjalankan A/B testing dengan baik dan benar, upaya ini akan secara signifikan meningkatkan conversion rate pada website kamu secara otomatis. Ini adalah cara termudah dan termurah untuk meningkatkan standar dari website yang kamu miliki.

Cara Kerja A/B Testing


Secara umum, berikut ini adalah siklus dari A/B testing:

  • Memutuskan apa yang ingin kamu ubah
  • Menggunakan tool A/B testing otomatis untuk melakukan implementasi perubahan secara visual.
  • Menggunakan perubahan tersebut selama rentang waktu tertentu agar kita mendapatkan sejumlah angka pengunjung sebagai sampel.
  • Tool A/B testing akan menyajikan dua variasi halaman web kepada pengunjung yang berkunjung pada rentang waktu yang sama (tool ini tidak menguji variasi secara bergantian.)
  • Ketika data yang dikumpulkan telah dirasa cukup, tool A/B testing akan melaporkan apakah terdapat perubahan yang signifikan dari conversion rate di tiap halaman web. Apabila terdapat perubahan, giliranmu memutuskan untuk mengubah kode atau desain original dari sebuah halaman web menjadi yang kode dan desain yang telah melalui A/B testing atau tidak.
  • Ulangi seluruh langkah di atas hingga kamu atau perusahaanmu bangkrut — atau diakuisisi.

Terdapat tiga tool A/B testing yang umum digunakan: Optimizely, VWO, dan Google Optimize. Tool yang terakhir ini gratis, memiliki fitur penuh, dan terintegrasi dengan Google Analytics. Saya merekomendasikan tool ini.

Contoh A/B Testing pada landing Page


Apa saja yang akan diujikan pada landing page? Untuk landing page atau halaman manapun, kamu akan menjalankan pengujian variasi mikro dan variasi makro. Variasi mikro adalah penyesuaian terhadap copy, elemen kreatif, dan struktur halaman. Variasi makro adalah restrukturisasi besar atau bahkan membuat ulang halaman yang telah kamu buat sebelumnya.

Variasi mikro

Berikut ini adalah beberapa ide untuk melakukan variasi mikro sebagai acuanmu untuk memulai:

  • Copy: Teks pada header, subheader, feature header, paragraf feature, dst.
  • Gambar: Gambar header, gambar pada konten, gambar latar, dst.
  • Call to Action: Desain tombol CTA, penempatan, copy untuk CTA, dst.
  • Social proof: Mencoba logo perusahaan yang berbeda, mencoba fitur yang berbeda, dst.
  • Form: Jumlah kotak isian, layout dari kotak isian, dan copy untuk kotak isian.
  • Urutan: Urutan dari bagian-bagian yang ada dalam sebuah halaman.
  • Desain: Spasi, warna, dan gaya font yang digunakan.
  • Diskon: Memanfaatkan berbagai diskon yang berbatas waktu.
  • Variasi mikro terkadang menghasilkan angka konversi yang cukup besar. Tetapi seringkali tidak. Mengubah warna dari sebuah tombol atau mengubah ukurannya menjadi lebih besar biasanya tidak akan membawa dampak yang signifikan dari segi konversi. Walau begitu, ada pengecualian ketika variasi mikro membawa dampak yang besar.

Sebagai contoh: Ketika kamu menulis ulang copy untuk header atau subheader. Teks yang ada pada bagian header biasanya akan menjadi pesan utamamu untuk menarik perhatian pengguna. Apabila kamu selama ini belum berhasil menarik perhatian mereka lewat copy pada bagian header, mungkin kamu perlu mencoba untuk mengubahnya dan melihat hasilnya.

Variasi makro

Variasi makro, sebaliknya, memiliki dampak konversi yang lebih terlihat. Walau begitu, upaya ini membutuhkan lebih banyak pikiran dan tenaga. Kamu mungkin akan dipaksa untuk kembali ke meja gambar untuk membuat kembali sebuah halaman web yang baru — dengan desain baru, elemen-elemen baru, serta teks baru.

Akan sangat sulit untuk mengumpulkan fokus dan kolaborasi tim yang dibutuhkan untuk melakukan upaya ini. Inilah mengapa variasi makro jarang dilakukan.

Akan tetapi, variasi makro adalah sebuah kebutuhan untuk membuat sebuah halaman menjadi sesuai dengan yang diharapkan oleh pengguna. Untuk menginspirasimu, berikut adalah beberapa sumber ide yang dapat kamu gunakan untuk melakukan variasi makro:

  • Inspirasi dari website kompetitor: Temukan kompetitor yang menurutmu terlihat berkembang dengan pesat dari sisi bisnis dan memiliki gaya penyajian konten yang terbilang baik. Tiru gaya penyajian mereka dengan nuansa yang kamu miliki. Pro tip: Jangan mencuri aset kreatif yang telah mereka buat apabila kamu memutuskan untuk meniru gaya kompetitor. Ingat, meniru bukan berarti Plagiat
  • Gunakan persona yang sesuai dengan target audiens kamu: Sesuaikan seluruh elemen dan gaya penyampaian pesan dengan tipe audiens yang kamu bidik. Sebagai contoh: Jika sebagian besar pengunjung website kamu berasal dari kalangan anak muda, gunakanlah gaya penulisan selayaknya anak muda yang segar dan dinamis. Bisa saja kamu menggunakan persona yang salah ketika menghadapi audiens yang paling potensial.
Sumber: Techinasia.id


EmoticonEmoticon