User Stories biasanya digunakan untuk menggambarkan fitur produk dan akan menjadi bagian dari Product Backlog dan Sprint Backlog.
User Stories
Dalam software development, fitur produk memainkan peran penting. Fitur yang akhirnya disukai pengguna pada produk akhir. Mereka dikenal sebagai Persyaratan dalam terminologi umum. Keberhasilan projek Software development terletak pada pemahaman kebutuhan pengguna secara akurat dan tepat, dan kemudian menerapkannya ke dalam produk. Dengan demikian, persyaratan atau fitur produk harus diketahui secara menyeluruh oleh tim proyek pembangunan.
Pada tahun 1999, Kent Beck muncul dengan istilah User Stories untuk fitur produk. Dia menggambarkan bahwa User Story diceritakan dari perspektif pengguna mengenai apa yang dia inginkan agar lebih seperti yang dapat dilakukan sistem. Dengan demikian, tampilan berubah dari produk ke pengguna sepenuhnya dan User Stories menjadi standar de facto untuk Persyaratan di semua kerangka kerja Agile.
Dalam proyek Scrum, Product Backlog adalah daftar user stories . User story ini diprioritaskan dan dibawa ke Sprint Backlog dalam sprint planning.
Baca Juga: Peran dalam Tim Scrum
Estimasi juga didasarkan pada user stories dan ukuran produk diperkirakan di User Story Points.
Template User Story
Berikut adalah template dari sebuah user story yang biasa digunakan dalam scrum.
As a <Type of User>,
I want <To Perform Some Task>,
So that <I can achieve some goal/benefit/value>.
Mari kita asumsikan user stories bagaimana Nasabah Bank yang menarik uang tunai dari ATM.
User Story: "Nasabah Bank yang menarik uang tunai dari ATM"
As a Customer, || Sebagai Customer
I want to withdraw cash from an ATM, || Saya ingin mengambil uang di ATM
So that I don't have to wait in line at the Bank || Jadi saya tidak harus perlu mengantri panjang di ATM
User Story Acceptance Criteria
Setiap User Story juga memiliki Acceptance Criteria yang ditetapkan, sehingga kebenaran pelaksanaan user story dikonfirmasi dengan Acceptance Test yang didasarkan pada Acceptance Criteria.
Berikut adalah sample dari acceptance criteria untuk contoh user story dari Nasabah Bank yang menarik uang tunai dari ATM
Acceptance Criterion 1
Kondisi awal, Kartu ATM valid
- Kartu ATM Valid dan terdaftar di bank
- Mesin ATM Terdapat uang nya
"Nasabah menarik uang di ATM"
Kondisi akhir, Pastikan Akun ATM cocok, uang nya keluar dari mesin atm, kartu yang dimasukan berhasil keluar.
Acceptance Criterion 2
Kondisi awal, Kartu ATM Tidak valid
"Nasabah menarik uang di ATM"
Kondisi akhir, pastikan terdapat pesan gagal di mesin atm, uang dari atm tidak boleh keluar, kartu yang dimasukan berhasil keluar.
Siapa yang menulis User Story?
Product Owner bertanggung jawab untuk Product Backlog dan user stories, Namun, bukan berarti hanya Product owner yang menulis user story. Siapa pun di Tim Scrum dapat menulis user story dan aktivitas dapat disebarkan ke seluruh proyek karena persyaratan disempurnakan dan fungsionalitas baru ditambahkan.
Baca Juga: Tips Menjadi Scrum Master
Keuntungan dari User Stories
- Manfaat utama User Story terletak pada definisi sentris pengguna itu sendiri. Ini karena, pada akhirnya, pengguna yang akan menggunakan produk tersebut dalam skenario pengguna yang relevan. Ini menghubungkan pengguna akhir dengan anggota tim.
- Sintaks dari Kisah Pengguna itu sendiri memastikan untuk menangkap sasaran atau keuntungan atau nilai yang ingin dicapai pengguna.
- Karena acceptance criteria merupakan bagian dari user story itu sendiri, maka akan menjadi keuntungan tambahan bagi Tim Scrum.
- Seiring kenaikan produk kerja dikirim ke pengguna di akhir setiap sprint, tim scrum bisa mendapatkan feedback dari pengguna dalam sprint review. Hal ini memungkinkan penggabungan feedback ke produk secara terus menerus.
Sumber: Scrum Guide © 1991-2013 Ken Schwaber and Jeff Sutherland, All Rights Reserved
EmoticonEmoticon